Pages

Rabu, 10 April 2013

Sistem Informasi Asuransi dan Keuangan : Sistem Asuransi Jiwa


Sistem Asuransi Jiwa 

Pada asuransi jiwa, merupakan asuransi yang tahapannya paling rumit dibandingkan dengan asuransi kerugian. Karena asuransi kerugian hanya sekedar menghitung kerugian suatu barang, contohnya jika dari 1000 rumah yg ditanggung dan dari 1000 rumah tersebut hanya ada 3 rumah yg terbakar jadi hanya 3/1000  resiko yang ditanggung oleh perusahaan asuransi. Langkah pertama dalam asuransi jiwa adalah mengisi SPAJ (Surat Permintaan Asuransi Jiwa) yang isinya nama, nama ke 3 yaitu beneficially, Status dari 3 nama tsb (Keluarga, behaviour, dan pekerjaan), usia, alamat, premi yang dibayar, dan uang pertanggungan yang diperoleh, Index number,  dan program asuransi yang diikuti  dsb. Pemegang polis adalah yang membayar premi asuransi. Tertangung adalah yang ditanggung oleh asuransi, jika tertanggung meninggal dunia maka pemegang polis atau beneficially (yang menerima uang pertanggungan) yang mendapatkan uang pertanggungan dari pihak penanggung dalam kasus ini perusahaan asuransi.

Insurable interest adalah hubungan antara beneficially, pemegang polis, dan tertanggung, jadi antara ketiganya harus ada hubungan, misalnya keluarga.
Tahap kedua adalah Underwriting (Analisis Resiko)
Underwriting memiliki data yang paling banyak, yaitu data history of claim, data nasabah, tingkat bunga, tingkat kematian, tempat investasi, behaviour (perilaku). Marketing data tentang populasi penduduk, dan pendapatan perkapita, dan bisa menjadi referensi untuk underwriting.
Tahap ketiga Pricing & Valuasi
Pada Pricing dan valuasi data tentang program, cadangan (Yaitu menentukan besaran cadangan dari premi untuk klaim). Melalui metode Human Life Valuation, dan sebagainya
Tahap keempat Financing dan reporting
Ada satu regulasi dari pemerintah yang berkaitan dengan penetapan cadangan (Financing dan Reporting) nanti implementasi nya dinamakan dengan Risk Based Capital ( RBC) = 120%, jadi besarnya investasi dan premi yang diterima perusahaan harus mencapai 120% dari premi. Solvency minimal 40% dari premi, digunakan untuk investasi. Jadi harus mencapai solvency perusahaan asuransi harus investasi likuid atau short term.
Tahap kelima Maintenance dan services, looping ke tahap 0 yaitu Prospek (Potential Customer) yaitu market research.


Selengkapnya...

Rabu, 03 April 2013

Sistem Informasi Asuransi dan Keuangan : Insurance Simulation


Insurance Simulation 
Kelompok Sistem Informasi Asuransi : 
Tatang Fanji Permana
Randy Aprianggi
Maulana Malik Ibrahim
Bagus Fitroh Alamsyah
Endru Reza

Untuk Menentukan cadangan klaim Asuransi Group Term Life Langkah pertama adalah mengumpulkan data - data yang dibutuhkan untuk menghitung premi dan Uang Pertanggungan. Jenis asuransi ini dilakukan berkelompok, dan jika peserta asuransi meninggal dunia dalam periode saat dia mengikuti asuransi jiwa berjangka ini. Tetapi jika peserta asuransi masih tetap hidup maka peserta asuransi tidak akan mendapatkan apa - apa dan investasi mereka hilang untuk keuntungan perusahaan.
Probabilitas Kematian : Tabel Mortalita
Jumlah Penduduk : 259.940.857 jiwa (Sumber : Kemendagri)
Usia Kepesertaan : 25 – 65 Tahun
Usia Rata – rata kepesertaan : 30 Tahun
Peserta Asuransi : 2000
Suku Bunga : 6,5% (Bank Indonesia)
Usia Resiko : 50 Tahun (Probabilitas Kematian : 0,00494)
Periode Asuransi Group Term Life : 20 Tahun
Masa Pertanggungan : 20 Tahun
Uang Pertanggungan = Masa Pertanggungan * Penghasilan bulanan * 12 bulan
Human Life Value   = 20 * 10.000.000 * 12
                             = 2.400.000.000,00 / Group
                             = 16.000.000 / Orang
Premi                    = Uang Pertanggungan * Jumlah kematian
                             = 16.000.000,00 * 2
                             = 32.000.000,00
                             = Hasil Perhitungan / Jumlah Penduduk
                             = 32.000.000,00 / 2000
                             = 16.000,00 /orang / tahun
                             = 16.000,00 * 2000 = 32.000.000,00 / group / tahun
Jadi nilai premi asuransi murni = Rp. 16.000,00 per individu per tahun atau Rp. 32.000.000,00 per group per tahun selama 20 tahun.

Cadangan Klaim
untuk cadangan klaim lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini :


Menentukan cadangan klaim Asuransi Endowment
Jenis asuransi ini merupakan paket asuransi jiwa yang lebih dikenal dengan nama asuransi dwiguna. Yang dimaksud dwiguna adalah jika peserta hidup atau meninggal maka dia akan tetap mendapatkan uang pertanggungan atas investasi (premi) yang telah diinvestasikan ke dalam perusahaan asuransi. Biasanya premi asuransi endowment akan lebih besar dibanding premi asuransi Term life, mengingat investasi pada asuransi ini lebih menguntungkan. Data - data yang dibutuhkan adalah sebagai berikut :
Probabilitas Kematian : Tabel Mortalita
Jumlah Penduduk : 259.940.857 jiwa (Sumber : Kemendagri)
Usia Kepesertaan : 25 – 65 Tahun
Usia Rata – rata kepesertaan : 30 Tahun
Peserta Asuransi : 2000
Suku Bunga : 6,5% (Bank Indonesia)
Periode Asuransi Endowment     : 10 Tahun
Masa Pertanggungan                  : 15 Tahun
Uang Pertanggungan        : Masa Pertanggungan * Penghasilan bulanan * 12 Bulan
                                      = 25 * 10.000.000 * 12
                                      = 4.500.000.000,00 Orang
                                      = 9.000.000.000.000,00 Group
Premi                              : Jumlah Kematian * Uang Pertanggungan
                                      = 2 * 4.500.000.000,00 = 9.000.000.000,00
                                      = 9.000.000.000,00 / 2000
                                      = 4.500.000,00
Cadangan Klaim
 Untuk cadangan klaim dapat dilihat pada tabel dibawah ini..



Selengkapnya...

Senin, 01 April 2013

Cadangan Klaim



Cadangan Klaim

Cadangan Kalim merupakan hal yang cukup penting dan harus dimiliki oleh setiap perusahaan asuransi, cadangan klaim merupakan cadangan anggaran yang digunakan untuk membayarkan uang pertanggungan oleh perusahaan asuransi kepada peserta asuransi. Pada suatu titik tertentu, perusahaan asuransi terutama asuransi jiwa pasti mempunyai cadangan klaim. Pada periode tertentu peserta harus membayarkan premi kepada perusahaan asuransi, jika peserta asuransi tersebut meninggal di periode pengumpulan premi maka perusahaan asuransi harus membayarkan uang pertanggungan kepada perserta asuransi.
Peursahaan harus siap - siap, setelah usia manusia lebih dari 15 tahun (misalkan peserta asuransi mulai ikut pada usia 40 tahun, berarti pada usia 55 tahun) perusahaan asuransi harus mempersiapkan jika peserta asuransi nya meninggal.
Ada 2 tipe asuransi yaitu yang berdasarkan Grup atau (kumpulan orang) dan yang individu, yang dalam bentuk grup perusahaan asuransi yaitu langkah pertama harus menghitung rata – rata usia.
Prinsip asuransi adalah customize, yaitu peserta bisa memilih waktu pembayaran premi kepada perusahaan asuransi, maksudnya jika dia ikut asuransi yang dalam jangka waktu 10 thn tapi dia ingin melunasi dalam waktu 5 tahun boleh.
Langkah pertama perusahaan asuransi harus mengetahui info besaran bunga, untuk membentuk cadangan klaim. Langkah kedua bentuknya grup atau personal. Langkah ketiga program atau paket asuransi.
Kasus 1, Apabila peserta mengikuti asuransi yang dicicil selama 10 tahun, dan perusahaan asuransi menjamin hidupnya hingga tahun ke 12, jika lewat dari tahun ke 12 peserta masih hidup, maka peserta tidak mendapatkan apa – apa. Paket Asuransi ini dinamakan Group Term Life, dimana jika peserta asuransi meninggal dunia dalam periode tertentu maka akan mendapatkan uang pertanggungan.
Kasus 2, Apabila peserta mengikuti asuransi yang dicicil selama 10 tahun, dan perusahaan asuransi menjamin hidupnya hingga tahun ke 15, jika peserta hidup hingga tahun ke 10 maka ia mendapatkan 10% dari Uang pertanggungan, jika peserta masih tetap hidup hingga tahun ke 12, maka dia mendapatkan kembali 20% dari jatah uang pertanggungan, dan jika pada tahun ke 14 masih tetap hidup juga maka mendapatkan bagian 30% dari UP, melewati tahun ke 15, maka selesai perusahaan asuransi tidak menjamin apa – apa lagi dan investasi hilang. Paket asuransi ini dinamakan Endowment, dimana jika peserta hidup atau meninggal dalam periode tertentu akan tetap mendapatkan uang pertanggungan dari perusahaan asuransi.

                   Gambar 1. Grafik Cadangan Klaim
Perusahaan asuransi harus menyediakan uang pertanggungan sebesar 10 jt untuk menganggung peserta asuransi yang meninggal hingga tahun ke 10. Tapi jika peserta tetap hidup hingga melewati tahun ke 10,  maka peserta asuransi harus menyediakan uang lebih. Uang tersebut dihasilkan dari investasi perusahaan selama peserta membayarkan premi. Pada asuransi grup tidak mungkin hanya diikuti oleh dibawah 100 orang, dasarnya dari besarnya cadangan klaim yang akan dibentuk oleh perusahaan. Karena jika dibawah 100 orang, maka hasil investasi dari perusahaan tidak akan mampu menutup uang pertanggungan jika peserta masih hidup.
Pada kasus lainnya, jika ada group beranggotakan 100 orang, dan seorang yang mengikuti asuransi tersebut harus membayarkan premi sebesar Rp 500.000 / tahun selama 10 tahun, maka satu orang jika dia meninggal dalam periode tersebut akan mendapatkan uang pertanggungan sebesar Rp 10.000.000. Jika digambarkan dalam bentuk grafik akan menjadi seperti dibawah ini :
Gambar 2. Grafik Cadangan Klaim Asuransi kasus 3
Resiko (Risk) yang harus ditanggung oleh perusahaan asuransi pada tahun ketiga adalah
Pada tahun 3 = 1/1000
Pada tahun 6 = 2/1000
Pada Tahun 8 = 3/1000
Pada Tahun 10 = 4/1000
Resiko diatas merupakan resiko orang meninggal yang diambil dari tabel mortalitas, dan resiko tersebut harus ditanggung oleh perusahaan asuransi untuk membayarkan uang pertanggungan kepada peserta asuransi yang meninggal.
Adapun formula yang digunakan oleh perusahaan asuransi untuk menghitung keuntungan mereka selama 10 tahun adalah sebagai berikut :
fI = 500 rb – risk
fII = (500 rb + i%) – risk
fIII= 500 rb + fII
fIV = 500 rb + fIII
fV = 500 rb + fIV
fVI = 500 rb + fV
fVII = 500 rb + fVI
fVIII = 500 rb + fVII
fIX = 500 rb + fVIII
fX = 500 rb + fIX
Selengkapnya...

Minggu, 10 Maret 2013

Analisis Jurnal


Analisis Jurnal pertama
Judul : Evaluation of ICT In Selected Insurance Companies : The Lagos Experience
Penulis : Apampa, Olatunji Razaq
Nama Jurnal : Journal of Emerging Trends in Computing and Information Sciences
Analisis :
Teknologi informasi (TI) selama bertahun-tahun telah menjadi alat yang penting tidak hanya untuk bisnis tetapi juga untuk pemerintahan dan penggunaan pribadi. Revolusi ICT tidak hanya mengubah cara kita hidup, bekerja, melakukan bisnis dan menciptakan, tetapi juga menciptakan infrastruktur baru untuk bisnis, kemajuan ilmu pengetahuan dan interaksi sosial (UNECA, 2001). Revolusi ini telah memicu proliferasi media baru dan globalisasi bisnis dan keuangan.
Industri asuransi merupakan sektor yang sangat penting bagi perekonomian apapun, karena menyediakan cakupan untuk bisnis, investasi dan individu melalui penjualan polis asuransi, dan pengumpulan biaya yang ditentukan disebut premium. Dengan banyak kebijakan pada daftar buket perusahaan asuransi yang paling dan jumlah yang semakin meningkat dari pelanggan dan pemegang polis, telah menjadi hampir tidak mungkin bagi perusahaan asuransi untuk beroperasi secara efektif dan efisien tanpa adopsi dan penggunaan TIK.
Meskipun perusahaan asuransi yang paling di Nigeria berada pada berbagai tingkat adopsi dan penggunaan ICT, namun manfaatnya telah diturunkan ke tingkat yang cukup. Para peneliti berpendapat bahwa selain faktor-faktor lain manfaat membuatnya wajib bagi perusahaan asuransi untuk mengadopsi dan menggunakan TIK.
Analisis Jurnal Kedua
Judul : Factors Influencing Unethical Behavior of Insurance Agents
Penulis : Dr Hasnah Haron, Dr Ishak Ismail, Dr Shaikh Hamzah Abdul Razak
Nama Jurnal : International Journal of Business and Social Science
Analisis :
Di Malaysia, sebelum 1997, perusahaan asuransi yang beroperasi sebagai perusahaan swasta diatur oleh 1963
Undang-Undang Asuransi. Namun dengan diberlakukannya Undang-Undang Asuransi 1996 yang mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 1997,
semua bisnis asuransi dilisensikan oleh Departemen Keuangan dan harus menjadi perusahaan publik di Bawah Perusahaan Act 1965.
Peraturan Asuransi 1996 adalah bagian dari Undang-Undang Asuransi 1996 yang meresepkan rincian dari persyaratan wajib yang terkandung dalam ketentuan tertentu dari Undang-Undang. Menurut Undang-Undang, Bank Negara
Malaysia diberdayakan untuk menentukan hal-hal sesuai dengan Undang-Undang.
Asuransi pertumbuhan bisnis seiring dengan
domestik ekonomi. Untuk tahun 2005, industri asuransi mencatat pertumbuhan 6,9 persen dalam kehidupan gabungan dan
pendapatan premi umum untuk mencapai RM23, 564.600.000.
Industri hidup pertumbuhan premi sebesar 0,6 persen pada
RM6, 701.400.000, disebabkan sebagian besar penuruan penjualan modal-dijamin investasi-linked produk.
Methodologi penelitian pada jurnal ini menggunakan Desain penelitian, Pengumpulan data, Desain sample, Instrument Penelitian, Analisis Data, Analisis data dan hasil.
Salah satu temuan utama dalam penelitian ini adalah sejauh mana niat tidak etis yang dilakukan oleh agen Asuransi Malaysia. Variabel independen seperti pengaruh pengawasan, ambiguitas peran dan target
penjualan tersebut berasal dari penelitian sebelumnya pada perilaku etis (Dubinsky & Yammarino, 1985). Variabel untuk perilaku yang direncanakan, sikap, kontrol perilaku yang dirasakan dan kewajiban moral yang berasal dari penelitian sebelumnya pada Etika perilaku. Penelitian ini juga sejalan dengan beberapa teori perspektif dan karya empiris dari penelitian lain. Jika agen dirasakan supervisor tidak menyatakan nya otoritas pada orang lain ketika mereka memiliki melakukan tindakan tidak etis, yang percaya bahwa ia juga tidak akan dihadapkan dengan
diinginkan hukuman.
Sehubungan dengan itu ketika agen dirasakan perannya adalah untuk memastikan keberhasilan kelompok menantang lingkungan, niat untuk melakukan perilaku tidak etis akan ada. Pengaruh peran, Pengawas ambiguitas dan target penjualan memiliki hubungan yang signifikan terhadap niat untuk melakukan perilaku tidak etis. Agen percaya bahwa meskipun mereka menerima dukungan yang baik dari atasan dan peran mereka jelas, Yang mendasari Faktor adalah prestasi. Dalam rangka untuk mencapai tingkat kinerja yang lebih tinggi, ada kecenderungan niat untuk Menjadi tidak etis. Sebagai kinerja pengawas yang berkorelasi dengan kinerja agen, kecenderungan Untuk supervisor untuk menjadi toleran dengan agen-agen yang pemain.
Selengkapnya...